Business Accounting
An online business accounting resource that's FREE! Learn accounting principles, business investments, debits and credits, financial ratios, improving profits, breakeven point, and more. Accountingcoach.com will help you become financially literate. Online Accounting Course
The best online accounting course, and it's FREE! Learn accounting principles, debits and credits, financial ratios, breakeven point, improving profits, and more. Accountingcoach.com's online accounting course will help you become financially literate.
Google
Harstone Pottery is handmade in Ohio! It takes 8 days to make a piece. Start your collection today! Perfect for gifts!

eranon

TRY THIS ! ! !






Saturday, November 17, 2007

Rialita Hitam Politik Indonesia

From: "hank hank"
To: apaka...@radix.net
Subject: Teguh-Rialita Hitam Politik Indonesia
Date: Mon, 30 Jul 2001 02:57:33

Rialita Hitam Politik Indonesia
--------------------------------------
Hampir setiap presiden Indonesia harus turun karena dikudeta. Presiden RI
pertama, Sukarno diturunkan setelah meletusnya peristiwa berdarah G30S/PKI
yang didalangi oleh Suharto. Setelah 32 tahun Suharto memegang jabatan
presiden, dia sendiripun dikudeta oleh kelompok islam fundamentalis ICMI dan
dihianati oleh anak emasnya, BJ Habibie, melalui peristiwa berdarah 13-15
Mei 1998. Gus Dur pun tidak luput dari kudeta yang dilancarkan oleh kelompok
ICMI/Poros Tengah, ORBA, dan militer (terutama AD dan Polri). Ironisnya
Megawati SUKARNOEPUTRI, yang juga putri dari proklamator Sukarno, adalah
salah satu pelopor dibalik jatuhnya pemerintahan Gus Dur. Hanya BJ Habibie
yang lolos dari "malapetaka politik" kudeta. Jangan heran kalau Megawati
akan dikudeta oleh kelompok yang dianggap kawan. Yang menjadi pertanyaan
adalah berapa lama Mega akan bertahan sebagai presiden? Tradisi kedeta ini
memberikan gambaran bagaimana gelapnya politik di Indonesia.

Sudah bukan rahasia lagi jika Gus Dur yang diturunkan melalui kudeta
parlemen yang dimotori oleh PDI-P, Golkar, dan militer. Menjelang
20-juni-2001 atau dekrit presiden, kejatuhan Gus Dur sudah diduga. Kenapa
sekitar 2 minggu sebelum SI yang dijadwalkan tanggal 1 Agustus 2001; polri
dan AD telah menempatkan 6000 personil di Jakarta? meskipun Gus Dur sendiri
menyatakan tidak berniat memberlakukan dekrit. Bahkan menurut media Radio
Nederland, 20 juni 2001, Di Jakarta disiagakan 40.000 anggota polisi dan
tentara dengan peralatan perang lengkap termasuk panser dan tank, yang
katanya hanya untuk menjaga jalannya SI. Seperti apa yang pernah dilakukan
oleh mantan kepala RPKAD Sarwo Edhi Wibowo ditahun 1960 an, panser dan tank
diparkir di depan Senayan yang letaknya tidak jauh dari Istana negara dan
mocong merian diarahkan ke istana presiden. Menariknya misi pengamanan SI
justru dipimpin langsung oleh Kapolri Jenderal Suryo Bimantoro yang baru di
Non aktif oleh Gus Dur. Apa tujuan dari misi "pengamanan SI"? Kalau
Sidangnya legal, MPR dan Megawati tidak perlu dijaga sampai 42000 tentara
dan polisi. Ditambah teror-teror bom di Jakarta yang diduga berasal dari
gudang TNI AD (menurut rakyat merdeka,Senin, 23 july 2001). Gus Dur telah
membaca situasi saat itu dan meminta agar pendukungnya tidak ke Jakarta agar
pertumpahan darah seperti ditahun 1965 dan 1998 tak terulangi.

Memang sejak awal Gus Dur telah ditakdirkan (dipersiapkan) untuk dikudeta
oleh kelompok Orba dan militer. Dari date line "100 hari"nya Amien Rais yang
mustahil dicapai, Bulog gate, Brunei Gate, skandal seks, sampai fitnah2
lain. Koboi koboi elit politik ini benar benar merongrong pemerintah yang
sah dan melakukan pembunuhan karakter yang keji terhadap Gus Dur. Rakyat
dijadikan tumbal untuk memuaskan obsesi harta dan kekuasaan. Aceh dan Maluku
terus bergejolak dan merambat ke daerah daerah lain, Laskar Jihat yang
merupakan pasukan siluman kelompok fundamentalis Islam terus menebarkan
teror di berbagai daerah.Yang paling menyedihkan adalah Megawati yang
akhirnya termakan oleh ambisi sendiri.

Megawati sepertinya tidak dapat membedakan antara kawan dan lawan. Dia yang
dulunya menjadi teman sepenanggungan Gus Dur ketika sama sama melawan Orba,
sekarang telah menghianati teman sendiri dan menjadi bagian Orba. Banyak
pengamat baik lokal atau internasional yang mengatakan jika Megawati
hanyalah boneka Orba dan Taufik Kiamas. Inilah tragedi di negara ini,
Megawati yang menjadi poluler karena nama besar ayahnya, bung Karno, dan
Megawati menjadi simbol perjuangan rakyat kecil karena tragedi juli 27.

Sudah menjadi rahasia umum jika Megawati terjun kedunia politik atas
dorongan sang suami dan "businessman" Taufik Kiamas. Semenjak Megawati
menjabat sebagai ketua PDI-P dan wakil presiden, tidak ada satu kasus pun
yang dapat ditangani baik kasus internal PDI-P sampai kasus perang antar
agama di Maluku. Sebalik kasus internal PDI-P dipegang oleh kelompok Taufik
Kiamas dan kelompok PDI-P nasinalis seperti Eros Jarot, Sabam Sirait,
Laksamana, Dimyati tersingkir atau disingkirkan. Dan mereka diganti dengan
orang bos bos dari Golkar macam Arifin Panigoro dan Sucipto.

Disinilah letak kebodohan Megawati, mudah ditipu oleh musuh sendiri dan
diperalat oleh suami sendiri untuk kepenting bisnisnya. Sang penulis sendiri
juga cukup kaget setelah nonton dan mendengar siaran berita internasional
seperti dari CNBC, CNN, BBC. Mereka mengatakan jika Megawati tidak lain
hanya seorang ibu rumah tangga yang tidak memiliki kecerdasan dan tidak
tanggap dengan masalah nasional. Sekolahpun tidak tuntas. Malah ada wartawan
yang bercerita, setelah usai mewawancara Megawati, sang wartawan berpikir
koq pemimpin negara ada yang seperti ini, tidak mempunyai wawasan dan visi
negara. Megawati meraih kursi presiden hanya karena nama SUKARNOputeri.

Rupanya borok pemerintahan Megewari sudah tercium sampai keluar, jangan
jangan apa yang dikuatirkan masyarakat bisa menjadi kenyataan.
Kelompok Orde Baru sudah boleh dikatakan kembali berkuasa, apalagi dengan
terpilihnya Hamzah Haz sebagai Wapres.Sebenarnya Akbar Tanjung dan Hamzah
Haz adalah setali tiga uang, dua duanya berasal dari kelompok yang sama,
kelompok Orba. Megawati mungkin lupa jika Hamzah Haz pernah menjungkalkannya
dari kursi nomor satu ditahun 1999 dengan alasan presiden harus laki-laki.
Dengan tangan besi militer dan orang orang Orba disekitarnya, maka rencana
kembalinya kelompok Orba hampir sukses. Sekarang Megawati tinggal tunggu
dikudeta seperti presiden sebelumnya.

Tanda tanda Orba pun makin terlihat, dengan ditangkapnya 8 jenderal polri
yang dituduh membangkang. Padahal mereka cuma diduga mengumpulkan pewira
lain untuk mendukung presiden yang sah pada waktu itu dan kapolri baru,
Chaeruddin. Loh, bukannya Kapolri Jenderal Suryo Bimantoro justru yang
membangkang terhadap pemerintahan yang sah dengan menolak dinon aktifkan
oleh presiden. Setelah Gus Dur jatuh, Bimantoro mengunakan kesempatan ini
untuk menangkap lawan2nya. Mahasiswa yang mendemo anti Golkar ditangkap
dikenai hukuman tindak pidana ringan. PBWNU Jatim dicekal karena menjadi
pembicara dalam sebuah diskusi rakyat. Nasib Letjen Agus Wirahadikusuma dan
Mayjen Saurip Kadi yang menginginkan TNI bersih juga disinkirkan dari
militer.

Jaksa Agung Baharudin Lopa dan Ketua Muda Pidana Umum Mahkamah Agung M.
Syafiuddin Kartasasmita SH yang dikenal sebagai orang yang tegas dalam
menangani kasus2 korupsi mengalami nasib yang lebih naas. Dalam waktu kurang
dari 2 bulan Jaksa Agung Lopa telah menunjukan keseriusannya untuk
menberantas korupsi di negeri ini. Akbar Tanjung, Arifin Panigoro, Probo
Pangestu, Sjamsul Nusalim, nurdin Halid ,dan koruptor lain mulai diperiksa.
Kasus mantan bos mafia Suharto dan Ginanjar Kastasamista dibuka kembali. Bob
Hasan dipindah ke Nusa Kambangan Anggota DPR yang terlibat dalam berbagai
kasus korupsipun mulai gigit jari. Tiba-tiba secara misterius Jaksa Agung
Lopa meninggal dunia "katanya" kena serangan jantung, anehnya kenapa
jantung yang ada masalah tetapi koq perutnya yang sakit. Nasib malang juga
menimpa hakim Syafiuddin Kartasasmita ditembak mati oleh sekelompok tak
dikenal.Dia tidak lain adalah hakim yang mengvonis Tommy (putra Suharto yang
kini sedang menjadi buronan) dan memutuskan kasus tukar tanah Bulog-Goro.
Menurut Sinar Harapan Jum'at, 27 Juli 2001, berdasarkan peluru yang
ditemukan dalam tubuh sang hakim, kesimpulan sementara senjata yang gunakan
adalah pistol Browing keliber 9 mm buatan Finlandia yang biasanya dipakai
oleh satuan khusus seperti Kostrad atau Kopassus dan Paspampres (pasukan
pengawal presiden). Inikah realita yang harus dihadapi oleh para pembela
keadilan di negeri ini?

Memang sudah kenyataannya jika politik Indonesia masih dikendalikan oleh
antek-antek Orba terutama militer. Seandianya militer memihak Gus Dur, MPR
tidak akan mampu berbuat apa-apa. Idealnya suara hati rakyat yang seharusnya
didengar tetapi kenyataannya adalah bedil dan uang yang suaranya lebih
keras. Banyak jenderal-jenderal atau pewira menengah yang mengecap manisnya
uang dan kekuasaan tidak dapat melepaskan gaya hidup mereka yang seba mewah
begitu saja. Dan orang juga mikir mau lawan tentara pakai apa, mereka punya
bedil dan jumlahnya banyak lagi sedangkan masyarakat umum tidak punya apa-
apa. Mau lawan pakai hukum, orangnya itu lagi - itu lagi, sami-mawon. Lawan
pakai pisau dapur, sudah keburu dibedil dulu.

Di era rezim Suharto, militer menjadi tulang punggung pertarungan politik
dimana segala sesuatu diatur dengan kekerasan. Rakyat dikuras sampai kering
kalau melawan akan ditindak secara kejam. Contohnya Aceh dan Papua Barat
yang kaya akan hasil alamnya, kekayaan itu dirampas dan disimpan kekantung
elit politik dan para jenderal, siapa saja yang tidak terima dibunuh,
disiksa, diteror, dan bahkan wanitanya diperkosa. Demi menutupi kesalahan
mereka, komplotan srigala ini membentuk pasukan sipil macam laskar jihat dan
pamswakarsa untuk meredam kekuatan rakyat. Ironisnya, masih ada orang mau
dipakai untuk membunuh saudara sendiri. Betapa rendahnya harga diri orang
orang macam ini.

Berita kekejaman militer sulit ditemukan di surat-kabar atau media
electronik, karena sebagian besar informasi masih dipegang oleh kawanan
srigala. Akibatnya banyak rakyat yang tertipu. Kriminal perang bisa
dimanipulasi jadi pahlawan perang, tokoh masyarakat yang memperjuangkan
kepentingan masyarakat justru difitnah sebagai pembangkang. Contohnya Gus
Dur yang baru saja dimatikan karakternya oleh komplotan srigala melalui
jalur media. Dia difitnah terlibat korupsi, skandal sex, dll.

Disamping militer dan pengusaha (koruptor), masih ada sebuah kelompok yang
dikenal sebagai kelompok islam ekstrimis. Meskipun mereka tidak mempunyai
kekuatan militer, tetapi mereka sekarang yang mengendalikan roda
pemerintahan (dengan asumsi Mega tunduk dengan mereka). Mereka tidak lain
adalah kelompok Masyuni yang dari dulu ingin menjadikan Indonesia sebagai
negara islam. PPP dan Hamzah Has yang latar belakangnya NU, tetapi Islamnya
patut diberi tanda tanya. Berupaya memperjuangkan piagam Jakarta yang berisi
menganti hukum negara dengan hukum Islam. Tentunya pembaca masih ingat
Hamzah Haz mengatas namakan Islam untuk menolak perempuan. ketua DPR, Akbar
Tanjung juga orang HMI yang berakar dari kelompok Masyuni, demikian pula
antek ICMI ketua MPR, Amin Rais, dan ketua DPA, Achmad Tirtosudiro, yang
berasal dari kelompok yang sama. Begitu pula orang macam Yusril Mahendra dan
Adi Sasono. Ada konspirasi dibalik tragedi mei 13-15, 1998, jika Suharto
dikudeta oleh kelompok ini. Seperti yang dikatakan oleh Jenderal Theo Sjafei
adanya rencana pembentukan negara Islam di Indonesia yang dilancarkan oleh
ICMI. Mungkinkah impian negara Islam terwujud setelah Megawati disingkirkan?
Apakah militer juga akan tinggal diam? Meskipun PPP menyatakan tidak akan
mempersoalkan isu gender wanita dan piagam Jakarta, bisakah mereka
dipercaya?

Sekarang Megawati memangku jabatan nomor satu di Indonesia. Masalah yang
dihadapi tidak kecil, krisi ekonomi negara yang sudah morat marit, ancaman
disintegrasi negara, kasus HAM dan korupsi yang belum dituntaskan, teror dan
kerusuhan diberbagai daerah, dan pemerintah yang berantakan. Disamping itu
mampukah Megawati mengontrol kelompok Orba dan Militer untuk turut dalam
membangun negara. Katakanlah semua dosa TNI dan koruptor semua diampuni,
agar mereka menghentikan aksi teror dan penghancuran ekonomi negara. Demi
menjalankan roda ekonomi diperlukan kestabilan politik dan keamanan negara
tanpa teror bom dan kerusuhan. Jika ekonomi mulai membaik dan uang mulai
mengalir, pertanyaan apakah komplotan serigala akan dengan sukarela berhenti
mencuri kekayaan rakyat dan hidup sederhana? Apa artinya jika kekayaan
negara masuk dalam kantung pribadi dan rakyat tetap dibiarkan melarat.
Penyakit serakah seperti kanker, kalau dibiarkan akan makin ganas.

Masalah lain yang dihadapi Megawati adalah kendala utama ekonomi Indonesia
berada ditangan konglomerat kroni Suharto dan koruptor. Seandainya mereka
semua dipenjara, ekonomi Indonesia akan mengalami kesulitan yang luar biasa.
Siapa yang akan mengolah perusahaan-perusahaan tersebut. Contohnya bank BCA
yang begitu kuat, setelah dirampok oleh Habibie dari keluarga Salim dan
dibagi-bagikan kekroninya. Sekarang nama bank BCA sudah tidak kedengaran
lagi. Koneksi dan management sebuah perushaan tidak dapat ambil alih atau
dirubah dalam satu malam.

Meskipun sang penulis agak pesimis dengan presiden Megawati. Menurut media
New York Times, baru baru ini Megawati masih menyempatkan diri nonton
"Shrek" bioskop. Koq negara lagi genting malah nonton bioskop. Sang penulis
juga melihat adanya pararel antara situasi Megawati dan mantan PM wanita
pakistan Benazir bhutto, tetapi sang penulis berharap karir Megawati tidak
akan berakhir seperti Benazir alias dikudeta. Bagaimanapun juga dia harus
didukung dalam menjalankan tugasnya, meskipun banyak yang tidak setuju
dengan pengangkatannya sebagai presiden. Nasi telah menjadi bubur, tetapi
reformasi harus jalan terus, perjuangan menentang korupsi dan Orba belum
selesai dan Golkar masih menunjukan taringnya. Pembangunan harus
konsetrasikan disektor yang crusial, seperti ekonomi, pertanian, pangan, dan
pendidikan. Diikuti dengan pembenahan Nasional diberbagai bidang lain.
Pertikaian antar politik patutnya dihentikan, "enough is enough". Generasi
TNI baru patutlah menjadi pelindung rakyat bukannya anjing Orba, sebaliknya
pemerintah juga memperhatikan kesejahterahan rakyatnya termasuk TNI dan
Polri. Sebagai kata penutup, sang penulis adalah pendukung besar idenya Gus
Dur "Plurarisme dan Humanisme". Ide ini sangat sulit diterapkan di Indonesia
di saat ini, tetapi ada harapan ide ini akan diterima dimasa yang akan
datang. Gus Dur boleh dilengserkan, tetapi idenya tetap hidup dalam hati
pengikut dan pendukungnya. Perjalanan ke era reformasi masih jauh.

Salam
Teguh Saparua

No comments: