HAMA-HAMA PENTING PADA TANAMAN JAMBU METE
1. Cricula trifenestrata Helfer (Lepidoptera: Saturniidae)
Hama ini disebut juga ulat kipat atau ulat kenari. Ulat hama ini sangat rakus
dan bersifat polifag. Selain jambu mete ulat ini juga menyerang kenari,
alpukat, jambu, kedondong, mangga, kakao, dan kayumanis.
Ngengat
Ngengat berwarna coklat agak kemerahan, aktif malam hari dan tertarik pada
cahaya lampu. Ngengat betina berukuran lebih besar dan berwarna lebih tua
dari yang jantan, rentang sayap antara 61,6 - 84,2 mm dengan 3 bercak
transparan pada sayap depan. Ngengat bukan penerbang yang
baik dan berumur sekitar 1 - 5 hari. Ngengat betina mulai bertelur pada hari
kedua. Ngengat betina yang tidak kawin juga bertelur meskipun tidak menetas.
Siklus hidup dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu udara dengan rata-rata
63 - 77 hari.
Telur
Telur diletakkan oleh induknya secara teratur, disusun rapi pada pinggiran
daun sebelah bawah atau tangkai daun dalam jumlah yang banyak (gambar
2). Jumlah telur mencapai 200 - 325 butir per induk dengan fertilitas tinggi.
Telur yang baru diletakkan berwarna putih agak kuning muda kemudian
menjadi kelabu. Bentuk telur bulat agak gepeng yang mempunyai noda atau
titik hitam pada salah satu ujungnya. Telur menetas setelah 7 hari. Stadia
telur sekitar 8 - 11 hari.
Ulat
Ulat yang baru menetas berwarna kuning muda, bergerombol makan kulit
telur. Setelah ganti kulit ulat instar ke-2 ini mulai menyerang
daun muda dari bagian bawah secara bergerombol dan akhirnya juga
menyerang daun tua. Ulat yang lebih besar makan seluruh bagian
daun kecuali tulang daun, sehingga tanaman akan gundul. Pada
pertumbuhan penuh (instar 5) ulat mempunyai strip merah dan bintik-bintik
putih yang penuh dengan bulu-bulu halus berwarna putih. Bagian
kepala dan perut sebelah bawah serta ujung abdomen berwarna merah. Pada
pertumbuhan penuh ukuran ulat dapat mencapai 5 - 7 cm. Stadia ulat sekitar
25 - 35 hari. Menjelang berkepompong ulat tidak makan, bergerombol dan
berbondong-bondong mencari tempat yang cocok untuk berkepompong.
Kepompong
Kepompong berbentuk jala yang rapat berwarna kuning emas. Pupa berwarna
coklat. Dalam keadaan normal stadia pupa antara 21 - 26 hari,
tetapi apabila keadaan tidak menguntungkan dapat sampai 2 - 3 bulan.
2. Helopeltis spp. (Hemiptera: Miridae)
Ada 3 species Helopeltis yang diketemukan pada tanaman jambu mete, yaitu:
H. schoutedeni Reuter, H. anacardii Miller, dan H. antonii Signoret.
Nympha dan imago mengisap cairan tumbuhan pada daun, pucuk muda,
tunas, bunga, biji/gelondong, dan buah. Air liurnya sangat beracun dan tempat
yang terkena menjadi melepuh dan berwarna coklat tua. Buah yang terserang
berbecak coklat/hitam. Serangan pada gelondong dapat mengakibatkan gugur.
Daun yang terserang terhambat pertumbuhannya dan menjadi kering.
Kadangkala bekas tusukan serangga ditandai oleh keluarnya gum. Serangan
yang parah pada tunas dapat mengakibatkan kematian pucuk. Bunga-bunga
yang terserang berubah menjadi hitam dan mati. Populasi hama ini mencapai
puncaknya pada akhir musim hujan.
Nympha dan Imago
Ciri khas serangga ini adalah adanya jarum yang tegak pada bagian toraks/
punggung. Hantonii berwarna coklat kemerahan dengan kepala hitam, toraks
merah dan perut warna hitam dan putih dengan ukuran sekitar 7 - 10 mm dan
antena hampir dua kali lebih panjang.
Nympha terdiri lima instar diselesaikan dalam waktu 10 hari. Imago betina
dapat hidup selama 7 hari sedangkan yang jantan rata-rata selama 9,5 hari.
Total siklus hidup antara 22 - 35 hari tergantung kondisi daerah setempat.
Telur
Telur diletakkan pada pucuk daun dan pada jaringan muda yang masih lunak.
Jumlah telur sebanyak 25 butir. Sepasang benang nafas halus yang menonjol
keluar menandakan adanya telur di dalam jaringan tersebut. Telur berwarna
putih krem. Stadia telur sekitar 6 - 7 hari.
3. Acrocercops syngramma Meyrick (Lepidoptera: Lithocolletidae)
Species ini dikenal sebagai ulat pengorok daun yang polifag dan lebih
menyukai daun muda. Ulat pengorok daun ini muncul pada fase vegetatif
pertumbuhan tanaman. Akibat serangan akan terjadi liang yang berliku-liku
pada daun yang dimakan. Ulat akan membuat lubang keluar pada epidermis
daun, setelah lebih kurang dua minggu ulat memakan jaringan mesofil daun
sehingga lapisan epidermis mengelupas. Bila hal ini terjadi maka
ulat akan keluar dari rongga daun dan membuat rongga baru. Selanjutnya
bagian daun yang dimakan akan kering dan gugur.
Telur
Telur diletakkan oleh induknya satu per berbentuk bulat telur dan pipih. Ulat
Ulat yang baru menetas berwarna epidermis daun bagian atas dan bawa kekuningan, sedang instar tuanya berwarna merah dengan panjang sekitar 6 mm. Ulat-ulat yang muda berdiam dalam daun-daun muda sehingga daun tampak bengkok-bengkok. Akhirnya ulat menjatuhkan diri ke tanah untuk memasuki masa pupa.
Pupa
Pupa terjadi di dalam tanah. Stadia pupa sekitar 7 - 9 hari.
Imago
Imago berukuran kecil, warna hiiau/kelabu perak.
4. Nephopteryx sp. (Lepidoptera: Pyralidae)
Ulat-ulat muda hama ini menyerang sambungan antara buah dan biji (gambar
13), menggerogoti epidermis, dan kemudian membuat liang di dalamnya.
Mulut-mulut liang tersebut sangat kecil dan disumbat dengan hasil ekskresi.
Semua fase buah sejak awal sampai akhir pembuahan dapat diserang dan
dapat membusukkan biji dan buah.
5. Aphis nigricans Van der Goot (Homoptera: Aphididae)
Salah satu kutu yang sering ditemukan pada tanaman jambu mete, yaitu
A. nigricans. Gejala kerusakan akibat serangan kutu ini belum nyata terlihat
. Kutu ditemukan menggerombol pada pucuk daun muda. Di lapangan ditemukan baik kutu yang bersayap maupun yang tidak bersayap. Pada umumnya apabila populasi kutu masih rendah dan belum ada kompetisi tempat dan makanan, maka kutu yang ada tidak bersayap.
Namun apabila populasinya sudah tinggi sehingga terjadi persaingan tempat
dan makanan maka akan terbentuk kutu bersayap untuk berpindah ke tempat
lain. Kutu tersebut memiliki warna tubuh coklat tua dengan sepasang mata hitam. Tungkai berwarna keputih-putihan dengan warna hitam pada
tarsus dan ujung tibia. Antena lebih pendek dari tubuh dan sedikit ditumbuhi
rambut. Pada yang tidak bersayap antenanya tidak memiliki sensoria, sedang
yang bersayap terdapat satu sensoria pada ruas antena yang ke-4. Kauda dan
kornikel berwarna hitam. Pada kutu yang tidak bersayap kornikel lebih
panjang dari kaudanya. Pada ruas kedua dari toraks dan ruas ketujuh dari
abdomen terdapat bintil kecil. Aphis sp. dapat juga menyerang biji.
Buah muda yang terserang akan jatuh dan kosong, sedangkan buah tua
menjadi tidak penuh dan mutunya rendah. Dalam biji, ulat memakan keping biji.
Ngengat
Ngengat mempunyai rentang sayap 15 - 20 mm. Sayap depan berwarna hitam
kotor, sayap belakang berwarna putih pucat. Imago betina berwarna lebih
pucat daripada yang jantan. Siklus hidup hama ini sekitar 45 - 65 hari.
Ulat
Ulat yang baru menetas berwarna merah muda dengan panjang 2,5 mm. Ulat
yang telah tumbuh penuh akan jatuh ke tanah dan menjalani masa pupa.
Pupa
Pupa berada dalam kokon yang terbuat dari masa tanah dipermukaan tanah.
Stadia pupa berlangsung sekitar 8 - 10 hari.
6. Ferrisia virgata Ckll. (Homoptera: Coccidae)
Hama ini polifagus pada banyaktanaman, seperti singkong, lamtoro, kakao,
kopi, jute, kapas, jeruk, tomat, dan alpukat. Kutu ini mengelompok pada
ujung-ujung tunas, daun, bunga, serta buah, kemudian mengisap
cairan tanaman. Serangan berat kutu ini dapat mengakibatkan gugurnya bagian
tanaman yang diserang, seperti daun, dan mengeringnya bunga. Daun yang
terserang dapat terjadi pada daun muda maupun daun tua. Hama ini dirangsang
oleh cuaca kering dan ledakan hama dapat terjadi setelah musim kering
panjang. Pada tanaman yang terserang kutu lilin ini umumnya dijumpai kerumunan
semut hitam atau semut rangrang. Hama ini sering berasosiasi dengan
cendawan Capnodium sp. yang menyerang dibagian atas daun.
Nympha dan Imago
Induk betinanya bertelur 300 - 400 butir yang menetas dalam waktu beberapa
jam. Nympha muda dapat bergerak dengan cepat. Nympha tumbuh menjadi
dewasa dalam waktu 6 minggu. Betina dewasa bentuknya khas dengan
sepasang garis gelap memanjang di tengah, dan ekornya panjang seperti
benang,lilin yang mengkilatserta sekresi bubukan lilin, sehingga tubuhnya
diliputi oleh benang-benang putih yang dihasilkannya.
Siklus hidup seluruhnya sekitar 40 hari.
7. Hama-hama lainnya
Hama lain yang sering dijumpai pada tanaman jambu mete, seperti: ulat
jengkal (Lepidoptera: Geometiidae), ulat api (Lepidoptera), ulat
penjaring daun (Lepidoptera: Pyralidae), ulat penggulung pucuk (Lepi-
doptera: Pyrarilade), ulat bulu (Lepidoptera: Lymantriidae), kumbang
daun (Coleoptera: Curculionidae), dan tungau daun (Arachnida:
Tetranychidae)
Sumber:DEPARTEMEN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN DIREKTORAT BINA PERLINDUNGAN TANAMAN 1995
Saturday, November 17, 2007
HAMA-HAMA PENTING PADA TANAMAN JAMBU METE
Posted by ucupneptune at 1:13 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment