JAKARTA - PT Rekayasa Industri menyatakan siap mengembangkan energi biodiesel sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi. Pengembangan energi biodiesel merupakan langkah tepat untuk mengatasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), serta menghemat devisa.
Dalam waktu dekat, PT Rekayasa Industri (RI) akan mempresentasikan proyek energi biodiesel dari buah jarak pagar kepada Presiden. "Pengembangan energi alternatif ini adalah suatu keharusan karena kita tidak bisa terus-menerus mengandalkan energi dari minyak bumi yang tidak terbarukan," Dirut PT RI Triharyo Indrawan Soesilo di Jakarta, kemarin.
Dia menjelaskan, untuk memproduksi 100.000 barel per hari biodiesel atau setara dengan kebutuhan solar bagi rakyat miskin dibutuhkan lahan bagi penanaman pohon jarak pagar seluas tiga juta hektare dengan nilai investasi Rp3,7 triliun. Saat ini Indonesia memiliki lahan kritis seluas 13 hektare. Biaya investasi pabrik untuk memproduksi 100.000 barel biodiesel itu diperkirakan mencapai Rp14,6 triliun atau secara keseluruhan (biaya investasi pabrik ditambah penanaman) mencapai Rp18,3 triliun.
Kalau biaya investasi itu dihitung per hari, kebutuhannya mencapai Rp43,8 miliar per hari. Jumlah itu lebih kecil daripada impor solar 100.000 barel per hari dengan harga US$70 per barel yang mencapai Rp70 miliar per hari. "Kita akan presentasikan potensi biodiesel dari buah jarak kepada Presiden. Pengembangan industri biodiesel ini diharapkan juga mampu menyerap tenaga kerja," kata Triharyo.
Rencana pengembangan energi biodiesel ini disambut positif Menteri BUMN Sugiharto. Menurutnya, di masa mendatang Indonesia tidak mungkin dapat mengandalkan sumber energi dari minyak. Apalagi kecenderungan minyak dunia yang terus naik, dan kini sudah mencapai level US$65-US$70 per barel. Naiknya harga minyak ini jelas memberatkan keuangan pemerintah, karena harus mengimpor minyak mentah dengan harga tinggi.
Menurutnya, upaya pemerintah untuk menaikkan harga BBM Oktober nanti belum mampu memberikan solusi krisis BBM dalam jangka panjang. "Itu hanya solusi sementara," kata Sugiharto. Dia menyatakan dirinya sudah diperintahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mencari dan mengembangkan energi alternatif yang berasal dari buah jarak pagar untuk dijadikan solar biodiesel.
Di negara-negara maju seperti Jerman, Prancis, Italia, dan Denmark juga telah berpaling ke biodiesel. Sugiharto menambahkan, bila persentasi dari PT Rekayasa Industri disetujui Presiden, nantinya penggunaan biodiesel dari buah jarak pagar tersebut harus menjadi gerakan nasional. Sehingga mempercepat pemanfaatan energi alternatif menggantikan BBM yang tidak dapat diperbarui. Pihak Pertamina sudah menyatakan kesiapannya untuk membeli berapa pun produk biodiesel dari buah jarak. "Minyak jarak ini juga bisa dicampur dengan solar, tanpa ada efek samping," kata Sugiharto. (Sdk). Sumber : Media Indonesia (16/9/05)
Wednesday, January 9, 2008
ENERGI ALTERNATIF: REKAYASA INDUSTRI KEMBANGKAN BIODIESEL
Posted by ucupneptune at 5:38 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment