KEMATIAN aktivis kemanusiaan Munir, S.H diduga karena
keracunan arsenikum (arsenicum/As). Banyak yang kaget
dengan kemungkinan demikian, sebab zat yang termasuk logam
berat ini pada kadar di atas konsentrasi minimum, sangat
mematikan.
"Keterlaluan kalau memang ada kesengajaan untuk
memasukkannya ke dalam tubuh manusia. Tidak mungkin dilakukan
oleh kalangan awam, sebab diperlukan pengetahuan farmasi untuk
bisa memasukkan zat ini ke dalam tubuh dalam dosis mematikan.
Zat ini, pada konsentrasi tinggi, bersifat membunuh sel,"
ungkap staf pengajar pada Departemen Farmasi Institut
Teknologi Bandung (ITB), Dr. Sukmadjaja Asyarie. Ia dihubungi
melalui telefon, Jumat (12/11), untuk dimintai penjelasannya
tentang zat arsenikum tersebut.
Arsenikum, menurutnya, adalah suatu zat kimia yang dapat
merusak ginjal jika keracunan kuat sekali. "Senyawa sulit
dideteksi karena tidak memiliki rasa yang khas atau menonjol,
gejala keracunan senyawa ini adalah sakit di kerongkongan
sukar menelan, menyusul rasa nyeri lambung dan muntah-muntah,"
jelasnya.
Sukmadjaja mengatakan arsenikum sendiri merupakan bagian
alamiah dari lapisan permukaan atau kerak bumi. "Ada beberapa
daerah yang lapisan tanahnya mengandung arsenikum yang tinggi,
tapi ada juga yang rendah. Demikian pula dengan kandungan
timbal (Pb) dan zat lainnya. Saya kebetulan tidak membawa
catatan berapa rentang kadar arsenikum rata-rata pada tanah
kering," ungkapnya.
Karena merupakan lapisan kerak bumi, bisa saja zat ini
turut masuk dalam makanan atau ikut larut dalam air tanah yang
kita minum. "Dalam makanan misalnya sayuran atau buah-buahan
yang ditanam. Namun, karena jumlahnya yang masih dalam batas
konsentrasi, masuknya arsenikum dalam tubuh secara tidak
sengaja tidak membahayakan," jelas Sukmadjaja.
Dalam farmakologi, semua zat baru berefek racun (merusak)
jika kehadirannya dalam tubuh dosisnya berlebihan. "Karena
itu, dalam obat-obatan yang bahannya dibuat dari beragam zat
itu, sediaannya selalu dibatasi pada batas minimum yang masih
bisa diterima oleh tubuh. Termasuk, pengaturan dosis
pemberiannya untuk tubuh manusia," katanya.
Dalam novel-novel detektif seperti yang dikarang Agatha
Christie, memang selalu ada deskripsi penggunaan racun zat
tertentu untuk mematikan seseorang. "Yang paling sering
disebut misalnya asam biru (HCN) yang dimasukkan dalam minuman
seseorang. Asam biru ini tingkat racunnya kalau di atas batas
konsentrasi minimum, sama mematikannya dengan arsenikum tadi,"
katanya.
Dipaparkan, keracunan arsenikum karena faktor alamiah
seperti secara kontinyu mengonsumsi makanan atau minuman yang
mengandung kadar As di atas ambang batas, gejalanya biasanya
berlangsung dalam waktu lama."Tidak mematikan seketika,
seperti apa yang digambarkan pada cerita-cerita detektif yang
langsung memberikan dalam dosis yang sangat terukur dan
mematikan," katanya. (Erwin Kustiman/"PR")***
Wednesday, January 23, 2008
Arsenikum, Zat Kimia Pembunuh Sel
Posted by ucupneptune at 3:25 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment