Business Accounting
An online business accounting resource that's FREE! Learn accounting principles, business investments, debits and credits, financial ratios, improving profits, breakeven point, and more. Accountingcoach.com will help you become financially literate. Online Accounting Course
The best online accounting course, and it's FREE! Learn accounting principles, debits and credits, financial ratios, breakeven point, improving profits, and more. Accountingcoach.com's online accounting course will help you become financially literate.
Google
Harstone Pottery is handmade in Ohio! It takes 8 days to make a piece. Start your collection today! Perfect for gifts!

eranon

TRY THIS ! ! !






Wednesday, January 23, 2008

Kosmetik pun tak Luput dari Formalin

ANCAMAN formalin ternyata tak hanya datang melalui bahan makanan yang diawetkan atau terkontaminasi senyawa tersebut. Ancaman juga bias muncul melalui produk kosmetik dan kecantikan yang biasa kita gunakan sehari-hari. Mulai dari produk perawatan rambut (sampo), perawatan kulit dan tubuh (sabun mandi), deodoran, cologne, hingga pasta gigi. Yang lebih gawat, sampo dan sabun mandi bayi juga mengandung formalin.
Formalin memiliki banyak nama alias, di antaranya Ivalon, Quaternium–15, Lysoform, Formalith, BVF, Methylene oxide, Morbicid, Methanal, Methyl aldehyde, Oxomethane, Formic aldehyde, Fannoform, Fyde, Lofol, Oxymethylene, Formol, dan Superlysoform. Cobalah cek kosmetik dan produk kecantikan yang Anda miliki, adakah salah satu nama di atas? Misalnya Quaternium–15, yang ditemukan dalam banyak produk perawatan rambut dan kosmetika.
Terdapat fakta yang cukup menakutkan. Dari sekian banyak zat kimia yang biasa tertera dalam produk-produk kecantikan maupun rumah tangga, hanya 30 % yang telah teruji efek negatifnya bagi kesehatan manusia. Kurang dari 10 % yang telah teruji pengaruhnya pada sistem syaraf, dan tidak ada yang tahu mengenai efek kombinasi zat-zat kimia ini ketika bercampur dalam tubuh kita.
The National Institute of Occupational Safety and Health menganalisis ribuan zat kimia yang digunakan dalam berbagai produk perawatan tubuh. Mereka menemukan zat-zat kimia yang bersifat toksik dapat menyebabkan mutasi biologis, komplikasi reproduktif, keracunan berat, tumor, serta iritasi kulit dan mata. Meskipun kita membaca daftar bahan yang tertera pada label produk dengan teliti, belum tentu produk tersebut dapat begitu saja dipercaya.
Para produsen bisa mencantumkan nama kimia yang disamarkan dengan menggunakan nama dagang. Jadi, meskipun zat kimia tersebut tertera pada label, mungkin saja tidak dikenali. Bahkan meskipun bahan aktif yang berbahaya tertera pada kemasan, sering kali bahan-bahan sisanya dimasukkan ke dalam kategori inert (bahan nonaktif).
Kategori nonaktif ini cenderung membuat kita menyimpulkan bahwa zat-zat kimia yang termasuk di dalamnya tidaklah beracun atau berbahaya. Padahal, banyak sekali zat kimia yang digunakan sebagai bahan inert sebenarnya lebih berbahaya daripada bahan aktifnya itu sendiri. Malahan ada juga zat karsinogen (penyebab kanker) yang digunakan sebagai bahan inert dalam produk rumah tangga.
Salah satu penelitian di New York menghasilkan temuan bahwa 85 % produk yang diteliti menuliskan label peringatan yang tidak sesuai. Sebagian tertulis beracun, padahal sebenarnya tidak, sebagian lain justru sebaliknya. Banyak juga yang memberikan informasi pertolongan pertama yang salah. Selain itu, sama sekali tidak ada peringatan mengenai efek negatif yang mungkin terjadi dalam penggunaan jangka panjang. Hal ini sangat riskan karena kebanyakan penyakit yang berkaitan dengan penggunaan zat kimia merupakan akibat dari pemakaian jangka panjang.
Salah satu bahan kimia yang banyak digunakan dalam produk kecantikan dan produk rumah tangga yakni formaldehid. Formaldehid digunakan baik dalam produk pembersih maupun produk perawatan tubuh karena bahan tersebut merupakan pengawet yang murah. Formaldehid dapat menyebabkan kanker, bisa berakibat fatal bila terhirup, tertelan, atau terserap melalui kulit.
Meskipun begitu, para produsen masih dapat memasukkan formaldehid dalam sampo dan tidak menuliskannya sebagai bahan pembuat pada labelnya! Anda akan terkejut bila mengetahui bahwa formaldehid merupakan bahan kimia yang biasa terdapat dalam sampo bayi, sabun mandi, deodoran, parfum, cologne, pewarna rambut, obat kumur, pasta gigi, hair spray, dan banyak produk perawatan tubuh lainnya.
Bayangkan saja, bila seorang anak kecil yang penuh rasa ingin tahu membuka kemasan salah satu produk pembersih dan meminumnya. Memang mengerikan, anak itu bisa saja mati. Nyatanya, kebanyakan korban keracunan adalah anak-anak yang telah menelan produk pembersih atau produk perawatan tubuh.
Terhirup, lebih berbahaya
Yang mengejutkan, ternyata keracunan karena terhirup lebih sering terjadi dan bisa jadi jauh lebih berbahaya daripada tertelan. Ketika sesuatu zat yang berbahaya tertelan, perut kita sebenarnya akan berusaha merusak dan menetralkan racun tersebut sebelum diserap ke dalam aliran darah. Tetapi ketika uap beracun dari zat kimia terhirup, racun ini langsung masuk ke dalam aliran darah dan dengan cepat menjalar kepada organ-organ fungsional seperti otak, jantung, hati, dan ginjal.
Banyak produk yang mengeluarkan uap beracun yang bisa mengiritasi mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru, dan menyebabkan sakit kepala, sakit otot, dan infeksi rongga dada, mulut, dan hidung. Proses pelepasan uap ke udara ini terjadi meskipun zat kimia tersebut disegel rapat-rapat dalam tempatnya. Ingin bukti? Berjalanlah melewati rak berisi produk-produk pembersih di supermarket, dan ciumlah betapa kuatnya bau uap beracun di situ meskipun kemasan produknya tertutup rapat.
Akhirnya, perlu disadari betapa berbahayanya ancaman zat kimia yang masuk secara absorpsi melalui kulit. Satu sentimeter persegi kulit kita mengandung tiga juta sel, empat meter sel syaraf, satu meter pembuluh darah, dan seratus kelenjar keringat. Pernah mendengar tentang plester nikotin dan krim analgesik? Obat-obat ini bekerja dengan cara diserap ke dalam aliran darah melalui kulit. Bahkan, beberapa obat penyakit jantung diberikan melalui plester transdermal (melalui kulit).
Zat kimia apapun yang menyentuh kulit dapat diserap dan disebarkan ke seluruh tubuh. Hal ini dapat terjadi bahkan ketika kita menyentuh permukaan suatu benda yang telah diolesi suatu zat kimia beberapa hari atau beberapa minggu sebelumnya. Entah apa yang terjadi seandainya bayi kita merangkak melewati lantai dapur yang baru saja kita bersihkan. Karena itulah, kita harus lebih teliti lagi, jangan ceroboh menggunakan sembarang produk.***
Woro Swasti, S.Si.
Alumnus Kimia ITB

No comments: