PENDAHULUAN
Tahun 1960-an, Departemen Pertahanan Amerika Serikat dengan Proyek ARPA mengembangkan jaringan komputer untuk pertama kalinya. Beberapa komputer mainframe dihubungkan dalam sebuah jaringan. Pada tahapan awal, ARPA menghubungkan empat komputer kerangka yangterletak di Stanford Research Institute, University of California di Los Angeles dan Santa Barbera, dan University of Utah. Tujuan awalnya adalah bagaimana dalam jaringan tersebut, tiap komputer dapat saling mengambil dan memindahkan data melalui beberapa jalur komunikasi yang berlainan. Dalam tahun-tahun berikutnya berbagai macam jaringan komputer dihubungkan kepada ARPANET dan keseluruhan jaringan tersebut membentuk internet.
INTERNET, DUA SISI MATA PEDANG
Di abad teknologi sekarang ini, perkembangannya telah ikut merambah dunia pendidikan. Dengan hadirnya teknologi informasi dalam beragam sisi kehidupan, banyak masalah dan kesulitan dapat teratasi. Akses informasi menjadi mudah dan cepat. Semuanya dapat diperoleh cukup dengan menekan tuts-tuts keyboard di mana saja kita berada.
Dalam konteks ini, mencoba menghadirkan internet dalam ruang pendidikan menjadi sebuah keniscayaan. Apalagi dengan semakin terjangkaunya harga komputer dan pemasangan jaringan, membuat penggunaan internet makin meluas. Dikenallah istilah penetrasi jaringan internet di sekolah dan kampus. Tujuan paling sederhana, adalah bagaimana setiap komponen masyarakat bisa makin akrab dengan komputer dan dunia internet. Sumber-sumber terbatas yang selama ini hanya disediakan oleh sekolah/kampus dan perpustakaan, dapat dilengkapi dengan berselancar di dunia maya. Contoh paling sederhana adalah dengan memanfaatkan situs wikipedia yang menyediakan beragam bahasa yang berfungsi sebagai perpustakaan online.
Dengan internet, semua yang terjadi di belahan dunia dapat dilihat dan diketahui saat itu juga. Semua jenis ilmu pengetahuan dan wawasan menjadi terbuka buat siapa saja. Bahkan, berkomunikasi dengan siapa saja di seluruh pelosok, bukanlah hal yang mustahil.
Perkembangan e-learning (belajar sistem elektronik) dengan virtual school (sekolah virtual), membuat model pendidikan menjadi lebih dinamis, dibanding duduk diam mendengar para pendidik menjelaskan poin demi poin yang ada dalam diktat atau buku cetak. Forum interaktif sebagai sarana percakapan dan berdiskusi dengan orang lain di tempat yang berbeda menjadi salah satu alternatif yang menyenangkan. Membaca buku, artikel dan makalah secara online sambil menikmati musik favorit merepresentasikan cara belajar quantum, seperti yang dipopulerkan oleh bobby de potter.
Namun tidak berbeda dengan semua hal yang diciptakan di dunia ini secara berpasangan, sisi baik dari perkembangan teknologi internet juga dibarengi dengan sisi buruk. Yang paling nyata dan merusak adalah item-item asusila yang tak bermoral dari beragam tinjauan dengan mudah dapat di akses di jaringan internet. Sementara pengguna terbanyak dari fasilitas ini adalah remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan dan pencarian identitas diri.
Maka bukan menjadi hal yang aneh, jika dalam masyarakat ditemukan banyak kasus kerusakan moral dan tindak pidana kejam lainnya yang dilakoni oleh para remaja. Beberapa bahkan melakukan tindak kekerasan pada rekan sebayanya dengan inspirasi yang didapatkan dari game online yang menceritakan tentang vandalisme. Dengan pengaruh pornografi dan pornoaksi, produktifitas belajar para pengguna internet menjadi menurun. Malas, dan hanya mengembarakan hayalan memikirkan hal-hal yang tidak bermanfaat. Tingkat kriminalitas juga menjadi naik, dan membuat keinginan untuk meningkatkan prestasi menjadi mandeg.
Hal lainnya adalah ‘kecanduan’ yang susah diatasi. Chat online di dunia maya selalu ‘mematikan’ waktu tanpa terasa. Jika temanya mendiskusikan tentang pelajaran dan perkembangan inovasi terbaru, atau saling tukar informasi dalam beragam hal mungkin bukan masalah. Namun dalam beberapa survey acak yang dilakukan, kebanyakan netter yang memanfaatkan sarana chat menggunakannya untuk sekedar bergosip ria bahkan menjurus ke pornografi seperti yang sudah disebutkan di atas.
MENGASAH SISI TAJAM
Seperti pedang yang memiliki dua sisi, jika digunakan oleh orang yang tepat maka akan mendatangkan banyak manfaat. Namun, jika dipakai oleh mereka yang kurang bahkan tidak mengerti, jangankan memetik manfaat bisa jai malah akan melukai diri sendiri.
Dengan berimbangnya manfaat dan keburukan dari perkembangan jaringan internet, menuntut para pelakon IT yang masih memiliki kesadaran untuk memaksimalkan fungsi-fungsi positif dan mengeliminir sisi negatifnya. Fungsi paling mendasar yang harus disebarkan adalah menanamkan kesadaran bagi para netter (sebutan bagi pengguna jaringan internet) untuk berpikir ke arah perbaikan dengan adanya jaringan internet ini. Bukan sebaliknya, yang bisa menghancurkan kemapanan masa depan yang sedang diukirnya.
Penyediaan infrastruktur jaringan komputer, multimedia, video conference dan lain-lain harus diikuti dengan kesiapan sumber daya dan pengoptimalan resource yang ada. Sehingga dapat berjalan seiring dengan peningkatan sisi pendidikan yang dapat diambil dari internet. Pembinaan guru dan orang tua di rumah dan sekolah juga menjadi faktor yang berperan penting dalam meng-counter sisi negatif dari jaringan internet ini. Dengan kerja sama seluruh pihak dan elemen masyarakat, maka pemanfaatan internet sebagai media untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam makna yang sesungguhnya bukanlah menjadi hal yang utopi.
Labels: Komunitas Anging Mammiri
Writer: Muhammad Ilham @ 8:57 PM
Wednesday, January 23, 2008
INTERNET DALAM BINGKAI PENDIDIKAN
Posted by ucupneptune at 6:57 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment