22 Januari 1952
Team work (kerjasama) dalam kabinet sekarang adalah suatu team work yang ideal kata Mentri Keuangan Mr Wibisono dalam rencananya terhadap penghapusan beberapa kementrian .
Pernyataan ini mungkin benar secara personlitjk antara mentri satu sama lain tetapi dalam hal ini perlu juga ditegaskan sebab masyarakat umum bukan buta dan surat kabar dapat melihat bahwa umumnya kerjasama di kalangan pemerintah sebetulnya tak kesulitan sebagaimana mestinya justru pada saat sekarang ini .
Pendeknya kenyataan dewasa ini yang tak dapat disangkal ialah ketegangan keadaan yang memuncak dan tak tertahan lagi dan belum pernah begitu rupa sejak penyerahan kedaulatan. Bukti akan ketegangan keadaan itu antara lain sebagai berikut:
Pertama, Masyumi yang pegang pimpinan kekuasaan padahal mungkinkah anasir-anasir yang kiranya ada sangkut pautnya dengan Masyumi yang dewasa ini mengacau, perhatikan saja pemberontakan bekas Batalyon Inti yang kerjasama dengan DI dan TII dan dalam hal ini siapakah yang memerang tindakan kekerasan ini terkadap anasir-anasir DI TII selama ini, bukankah golongan tertentu dalam Masyumi.
Memang kepincangan keadaan dewasa ini ialah yang memegang reeale macht (kekuasaan nyata) adalah Masyumi tapi aneh bin ajaib justru anasir-anasir yang jiwanya ada kesesuaian dengan orang-orang Masyumi lah yang mengacau. Ini sekedar menganalisakan keamanan.
Kedua, keluar ataupun dalam bentuknya Masyumi kerja sama dengan PNI tapi ke dalam jika ditilik isinya bukankah bentukan kerja sama itu hanya camouflage saja, bukankah bentrokan PNI dengan Masyumi mengenai PP 30, perjanjian Frisco, penghapusan ataupun pengabungan Kementrian, hanya menunggu saat meledaknya, lagi pula bukankah gila kalau PIR selaku salah satu Partai Pemerintah sebentar-sebentar melakukan ancaman terhadap kabinet yang diwakilinya sendiri.
Maka melihat bukti bukti ini memang tak mengherankan jika rundingan delegasi Supomo dengan Nederland, rundingan DJuanda dengan Jepang, Anggaran Belanja untuk 1952, sikap “masa bodoh”, apalagi keamanan, kesemuanya soal soal tersebut tetap tinggal begitu-begitu saja karena kesemuanya itu adalah akibat yang logis dan mutlak dari pada ketegangan yang mengancam serta tak tertahan unhandbaar sebagai tersebut tadi.
Jadi kalau dalam-dalam kita pikirkan ketegangan keadaan sekarang ini dengan segala macam akibatnya, padahal dalam pada itu Mr Wibisono masih menonjolkan team work yang ideal dalam kabinet maka kita tinggal bertanya apakah ada maksud tersembunyi dari pada pernyataan sengaja itu dalam hubungan tantangan terhadap penghapusan Kementrian sebagai yang dikemukakannya lebih dulu.
Bukankah ini sekedar siasat untuk mempertahankan acceptabiliteit kabinet supaya reeale macht tetap berada dalam tangan golongannya.
Padahal kalau menilik bukti-bukti serta akibat ketegangan tadi bukankah kita berkhianat terhadap kepentingan negara kalau ketegangan itu dibiarkan begitu saja. Dan bukankah suatu kabinet yang tak sanggup menghadapi ketegangan seharusnya dibubarkan sebagai mana mestinya. Jawaban kami serahkan bukan kepada rakyat umum yang bersikap “masa bodoh” akan tetapi khusus kepada Sukarno–Hatta selaku Bapak Negara !!
Tuesday, November 20, 2007
KETEGANGAN DAN JATUHNYA KABINET
Posted by ucupneptune at 9:11 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment