Business Accounting
An online business accounting resource that's FREE! Learn accounting principles, business investments, debits and credits, financial ratios, improving profits, breakeven point, and more. Accountingcoach.com will help you become financially literate. Online Accounting Course
The best online accounting course, and it's FREE! Learn accounting principles, debits and credits, financial ratios, breakeven point, improving profits, and more. Accountingcoach.com's online accounting course will help you become financially literate.
Google
Harstone Pottery is handmade in Ohio! It takes 8 days to make a piece. Start your collection today! Perfect for gifts!

eranon

TRY THIS ! ! !






Tuesday, November 20, 2007

TEKNIK MEMOTRET DASAR I

Teknik-teknik dasar pemotretan adalah suatu hal yang harus dikuasai agar dapat menghasilkan foto yang baik. Kriteria foto yang baik sebenarnya berbeda-beda bagi setiap orang, namun ada sebuah kesamaan pendapat yang dapat dijadikan acuan. Foto yang baik memiliki ketajaman gambar (fokus) dan pencahayaan (eksposure) yang tepat.

A. FOKUS
Focusing ialah kegiatan mengatur ketajaman objek foto, dilakukan dengan memutar ring fokus pada lensa sehingga terlihat pada jendela bidik objek yang semula kurang jelas menjadi jelas (fokus). Foto dikatakan fokus bila objek terlihat tajam/jelas dan memiliki garis-garis yang tegas (tidak kabur). Pada ring fokus, terdapat angka-angka yang menunjukkan jarak (dalam meter atau feet) objek dengan lensa.
Pengaturan fokus bagi masing-masing kamera berbeda-beda tergantung dari tipe viewing screen yang dimiliki. Tipe-tipe tersebut antara lain:
· Kamera fokus manual:
1) Split Image (gambar terpotong), yaitu cermin pemfokus yang menghasilkan objek fokus di kaca pembidik jika bentuk utuh dan tidak terbelah. Contoh: Focusing screen pada kamera Nikon FM10, FM2, dsb.






Tidak Fokus Fokus
2) Microprism (prisma mikro), yaitu objek fokus jika prisma-prisma kecil pada kaca pembidik sudah tidak terlihat.






Tidak fokus Fokus
3) Ground Glass (kaca buram), yaitu objek fokus jika bentuk dan tampilan objek telihat jelas pada kaca pembidik.
· Kamera autofokus (fokus otomatis)








Cara pemfokusan objek foto:
· Selective method : kita melihat melalui jendela bidik, lalu memutar ring fokus hingga objek terlihat fokus.
· Trapping method : kita memperkirakan jarak dari objek ke kamera, lalu kita memutar ring fokus hingga berada pada angka yang sesuai.
B. EKSPOSURE
Hal paling penting yang harus diperhatikan dalam melakukan pemotretan adalah unsur pencahayaan. Pencahayaan adalah proses dicahayainya film yang ada dikamera. Dalam hal ini, cahaya yang diterima objek harus cukup sehingga dapat terekam dalam film. Proses pencahayaan (exposure) menyangkut perpaduan beberapa hal, yaitu besarnya bukaan diafragma, kecepatan rana dan kepekaan film (ISO). Ketiga hal tersebut menentukan keberhasilan fotografer dalam mendapatkan film yang tercahayai normal, yaitu cahaya yang masuk ke film sesuai dengan yang dibutuhkan objek, tidak kelebihan cahaya (over exposed) atau kekurangan cahaya (under exposed).
· Pencahayaan normal (norm eksposure) berarti warna yang muncul pada hasil foto sesuai dengan yang diharapkan.
· Kelebihan pencahayaan (over exposed) mengakibatkan hasil warna foto lebih putih dari keadaan normal.
· Kekurangan pencahayaan (under exposed) mengakibatkan hasil warna foto menjadi lebih gelap.
Untuk membantu melakukan pengukuran, kita memerlukan suatu alat untuk mengukur kuantitas cahaya yang sesuai dengan yang dibutuhkan film. Alat ini ialah light meter. Pada kamera SLR, terdapat light meter yang terdapat pada badan kamera.
Contoh cara membaca light meter:









Keterangan :
Gbr. 1 : Hasil pengukuran akan normal jika lampu bulat sudah menyala
Gbr. 2 : Hasil pengukuran akan normal jika kedua lampu menyala secara bersamaan
Mencahayai film dapat diibaratkan dengan membuka kran untuk mengisi air ke dalam ember. Cahaya diumpamakan sebagai air
· ASA/ISO/DIN kita umpamakan sebagai ukuran ember, ASA rendah berarti ember yang kita gunakan lebih besar, sehingga membutuhkan air (cahaya) yang lebih banyak
· Besar kecilnya lubang kran ialah diafragma, lubang (bukaan) besar, berarti air (cahaya) yang masuk lebih banyak, sehingga pengisian air dalam ember menjadi lebih cepat
· Kecepatan rana diumpamakan waktu yang kita gunakan untuk memenuhi ember tersebut dengan air hingga penuh. Waktu yang digunakan untuk mengisi ember tersebut harus tepat sehingga tidak sampai lebih atau kekurangan.

Æ Bukaan Diafragma (apperture)
Diafragma berfungsi sebagai jendela pada lensa yang mengendalikan sedikit atau banyaknya cahaya melewati lensa. Ukuran besar bukaan diafragma dilambangkan dengan f/angka. Angka-angka ini tertera pada lensa : 1,4 ; 2 ; 2,8 ; 4 ; 5,6 ; 8 ; 11 ; 16 ; 22 ; dst. Penulisan diafragma ialah f/1,4 atau f/22. Angka-angka tersebut menunjukkan besar kecilnya bukaan diafragma pada lensa. Bukaan diafragma digunakan untuk menentukan intensitas cahaya yang masuk.
















Æ Kecepatan Rana (shutter speed)
Kecepatan rana ialah cepat atau lambatnya rana bekerja membuka lalu menutup kembali. Shutter speed mengendalikan lama cahaya mengenai film. Cara kerja rana seperti jendela. Rana berada di depan bidang film dan selalu tertutup jika shutter release tidak ditekan, untuk melindungi bidang film dari cahaya. Saat shutter release ditekan, maka rana aka membuka dan menutup kembali sehingga cahaya dapat masuk dan menyinari film.
Ukuran kecepatan rana dihitung dalam satuan per detik, yaitu: 1 ; 2 ; 4 ; 8 ; 15 ; 30 ; 60 ; 125 ; 250 ; 500 ; 1000 ; 2000 ; dan B. .Angka 1 berarti rana membuka dengan kecepatan 1/1 detik. Angka 2000 berarti rana membuka dengan kecepatan 1/2000 detik, dst. B (Bulb) berarti kecepatan tanpa batas waktu (rana membuka selama shutter release ditekan)







· Kecepatan rana tinggi mengakibatkan efek freezing (membekukan gerak objek).
· Kecepatan rana rendah (<1/30 detik) memberikan efek gerak pada objek
Æ Kepekaan Film (ISO)
Makin kecil satuan film (semakin rendah ISO), maka film kurang peka cahaya sehingga makin banyak cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut, sebaliknya semakin tinggi ISO maka film semakin peka cahaya sehingga makin sedikit cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut. Misal, ASA 100 lebih banyak membutuhkan cahaya daripada ASA 400.

Bracketting pencahayaan ialah teknik mengatur pencahayaan dengan menaikkan atau menurunkan ½ atau 1 stop dari perkiraan ukuran normal setiap objek pemotretan. Yang dimaksud stop adalah menaikkan atau menurunkan tingkat ukuran bukaan diafragma atau kecepatan. Bracketting pencahayaan dilakukan untuk mendapatkan pencahayaan yang paling tepat.

TIM LITBANG ECOLENS ‘06
Fakultas Ekonomi
Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto

No comments: